Post

Tabik Puunn...

Lampung catat rekor surplus dagang. Kopi mendongkrak ekspor, migas meledakkan impor, namun fondasi ekonomi masih rawan guncangan global.

Neraca perdagangan Lampung kembali mencatat kinerja impresif pada Agustus 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung merilis nilai ekspor periode Januari–Agustus 2025 mencapai US$4,28 miliar, naik 29,65% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara impor tercatat US$1,51 miliar, relatif stagnan karena hanya turun tipis 0,03%. Dengan demikian, Lampung membukukan surplus dagang sebesar US$2,77 miliar, capaian yang menegaskan posisi provinsi ini sebagai salah satu motor perdagangan nasional.

Pendorong utama lonjakan ekspor berasal dari sektor pertanian. Nilainya melonjak 172,9% atau mencapai US$1,07 miliar, dengan kopi, teh, dan rempah-rempah menjadi primadona setelah tumbuh 176,39%.

Tidak berlebihan bila Lampung kini kian kokoh disebut sebagai episentrum ekspor kopi nasional. Sementara itu, sektor industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung dengan kontribusi ekspor US$2,74 miliar atau naik 12,42%, meski pertambangan justru tertekan dengan kontraksi 10,12%.